Abstrak
Dampak globalisasi bukan hanya
berdampak positif tapi juga berdampak negatif. Perdagangan manusia merupakan
salah satu dari dampak negatif globalisasi. Perdagangan manusia yang marak di
Indonesia dan Thailand memperlihatkan bagaiman negatifnya dampak globalisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dampak perdagangan manusia
yang ada di Indonesia dan Thailand yang melihat permasalahan dari peningkatan
perdagangan manusia di Indonesia dan Thailand serta cara mengatasi permasalahan
ini oleh kedua masing-masing negara. Dalam melihat kasus ini menggunakan
pendekatan teori Routine Activity dan Teori Kritis dalam membuat kebijakan yang
dicanangkan oleh kedua negara. Metedologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah assumption dealing with diffrences in similiar case dan kesimpulan yang
didapat dari penelitian ini bahwa perdagangan manusia di kedua negara merupakan
dampak globalisasi dan kebijakan dari kedua negara belum maksimal dan belum
teralisasikan dengan baik dalam mengatasi perdagangan manusia.
Keywords: Perdagangan Manusia,
Globalisasi, Indonesia dan Thailand
Dampak Globalisasi
Perkembangan berbagai macam industri
di dunia saat ini dapat dilihat begitu besar yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan perekonomian di suatu negara. Hal ini merupakan pencerminan dari
adanya globalisasi yang sekarang menyerang di beberapa negara. Globalisasi
adalah penyatuan internasional secara individu-individu dengan
jaringan-jaringan informasi serta institusi ekonomi, sosial, dan politik yang
terjadi secara cepat dan mendalam pada takaran yang belum pernah dialami selama
sejarah dunia sebelumnya, dan dengan kata lain globalisasi merupakan sesuatu
hal baru yang belum pernah dilihat sebelumnya dan mengubah kebiasaan lama
menjadi kebiasaan yang baru (Deliarnov, 2006:201). Globalisasi yang semakin
meluas jangakauannya merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Adanya globalisasi merupakan suatu
sistem yang dapat memudahkan berbagai macam negara di dunia ini dapat saling
berkoneksi dengan mudah dan terjangkau. Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh
adanya globalisasi dapat berupa dampak positif dan negatif. Dampak globalisasi
ini pun jika dimanfaatkan dengan baik dapat membuat negara semakin maju dan
berkembang pesat, dengan pertukaran informasi yang cepat, memanfaatkan bidang
ekonomi yang baik seperti memanfaatkan sumber daya alam, serta dengan
percepatan peningkatan pengetahuan dan pengembangan sumber daya manusia yang
baik (Daradjatun, 2008:856).
Dampak globalisasi yang positif
dapat dilihat dengan adanya perdagangan bebas (free trade) yang memudahkan kerjasama dan jalannya pasar
perdagangan dunia yang dimonitori oleh WTO. Hal ini dapat memberikan
perkembangan yang pesat terhadap suatu negara. Meskipun globalisasi mempunyai
dampak positif, tidak berarti globalisasi tidak memiliki dampak negatif. Ada
beberapa dampak negatif menurut Joseph E. Stiglitz yaitu (1) globalisasi hanya
menguntungkan industri maju sehingga cenderung tidak adil. (2) globalisasi
mendahulukan nilai-nilai kebendaan di atas nilai-nilai seperti sosial, lingkungan
dan kehidupan. (3) globalisasi telah mencabut sebagian besar kedaulatan negara
berkembang termasuk keputusan strategis yang dimiliki oleh masyarakat. (4)
klaim bahwa setiap orang akan mendapatkan keuntungan dari globalisasi itu tidak
terbukti. (5) sistem ekonomi yang dipaksakan dari luar cenderung merusak sistem
yang sudah ada dan menimbulkan salah kebijakan (Daradjatun, 2008:855). Dampak
negatif inilah yang menimbulkan berbagai penyimpangan-penyimpangan terhadap
globalisasi seperti eksploitasi sumber daya alam, penyelundupan, perdagangan
narkoba, dan perdagangan manusia.
Perdagangan Manusia
Perdagangan
manusia (trafficking) menurut definisi dari pasal 3 Protokol PBB adalah perekrutan,
pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan seseorang, dengan ancaman
atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan,
penipuan, kebohongan atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan maupun
memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat
memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk
tujuan eksploitasi (Zulkarnaen, 2012). Dampak globalisasi yang begitu pesat
memberikan efek yang begitu mendalam bagi suatu negara.
Secara sepintas ada dua
faktor penggerak globalisasi menurut Spillane (2003) yaitu pertama adalah pergeseran
dari pembangunan yang dipimpin oleh pemerintah ke pembangunan yang dipimpin
oleh pasar dan kedua adalah kemajuan di bidang teknologi yang memudahkan
koordinasi produksi dan pemasaran pada tingkat global (Deliarnov, 2006:202). Dari
kedua faktor tersebut ada yang lebih berperan dalam proses mempercepat proses
globalisasi adalah kemajuan dalam teknologi, terutama teknologi informasi,
produksi, dan transportasi dengan kemajuan yang terjadi akibat hal-hal tersebut
menyebabkan semakin mudahnya dan murahnya aliran barang, jasa, pengetahuan, dan
SDM dari suatu negara ke negara lain menjadi tercampur dan terintegrasinya
negara-negara dan penduduk dunia. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perdagangan
manusia di belahan dunia. Menurut Siegrid Tautz, Angela Bahr dan Sonja Wolthe,
penyebab maraknya kasus perdagangan orang dikarenakan ketika perbatasan Timur
dengan Barat pasca Perang Dingin terbuka dan globalisasi ekonomi makin
meningkat yang menyebabkan kasus perdagangan orang dan eksploitasi anak
meningkat luar biasa di Asia dan Afrika (Suyanto, 2012:53).
Adanya
perdagangan manusia ini telah marak terjadi di berbagai negara, khususnya
negara berkembang. Indonesia dan Thailand merupakan dua contoh negara yang
masih berkembang di Asia Tenggara yang memiliki tingkat perdagangan manusia
yang tinggi. Dalam hal ini, perdagangan manusia yang terjadi di Indonesia dan
Thailand merupakan suatu kejadian yang sangat krusial. Korban perdagangan
manusia di Indonesia dan Thailand kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.
Perdagangan manusia di Indonesia dan Thailand dipaksa untuk menjadi buruh
dengan upah yang rendah, TKI di Indonesia yang dikirimkan ke beberapa negara di
Asia dan Timur Tengah dan juga dijadikan sebagai korban sex commercials dan sex
tourism di kedua negara teresebut. Selama 2011 korban perdagangan asal
Indonesia berada antara lain di seluruh negara-negara Teluk, Malaysia, Taiwan,
Chili, Selandia Baru, Filipina, Mesir, dan Amerika Serikat dan di Thailand
sekitar 57% pekerja yang ada di Thailand merupakan korban dari perdagangan
manusia (humantrafficking, 2012).
Kesamaan
kasus di Indonesia dan Thailand menyangkut perdagangan manusia memberikan efek
yang negatif terhadap kehidupan sosial, terutama kehidupan sosial para korban.
Perdagangan manusia di Indonesia dan Thailand yang semakin meningkat kurun
waktur terakhir ini di kedua negara tersebut memberikan perhatian yang serius
dari kedua pemerintah terhadap kasus ini dan masing-masing negara memiliki cara
tersendiri untuk menghindari adanya peningkatan perdagangan manusia di kedua
negara. Dalam hal ini maka permasalahan yang akan dibahas pada essay ini adalah
“Bagaimana dampak globalisasi terhadap meningkatnya Perdagangan Manusia di
Indonesia dan Thailand serta peran pemerintah pada masing-masing negara dalam
menanggulangi permasalahan ini.”
Kerangka
Teori
Permasalahan
yang dialami kedua negara ini sangatlah berefek negatif. Perdagangan manusia
yang lebih cenderung kepada adanya kegiatan eksploitasi manusia yang semakin
meningkat di Indonesia dan Thailand. Eksploitasi yang dapat
berupa melacurkan orang lain atau bentuk-bentuk lain dari ekslpotasi seksual,
kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik-praktik serupa perbudakan,
perhambaan atau pengambilan organ tubuh (Suharidin, 2008:475). Permasalahan
yang menyerang Indonesia dan Thailand ini dapat menggunakan penedekatan atau
teori Routine Activity. Teori Routine Activity menurut Currant dan
Renzett (2001:43-47), menyatakan bahwa kejahatan perdagangan manusia akan
muncul ketika tiga faktor utama ini ada, yakni: (1) adanya motif dari pihak
penyerang (2) target yang sangat sesuai dan (3) ketiadaan pengawal yang
kompeten. Dapat dilihat bahwa target yang sesuai dalam perdagangan manusia
adalah kaum wanita dan anak-anak yang mudah direkrut oleh pelaku karena adanya
faktor kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah (Nizmi, 2001:35).
Dampak globalisasi yang memberikan
pengaruh perdagangan manusia di kedua negara ini juga berdasarkan kepentingan
dan ekonomi swasta. Meningkatnya jumlah MNCs yang ada di Indonesia dan Thailand
merupakan salah satu faktor penyebab adanya human trafficking. Sesuai dengan
teori the illicit of globalization
yang dikemukakan oleh Balaam dan Dillman (2010:386), adanya pergerakan barang
dan jasa secara internasional yang menimbulkan rantai global yang dapat
menciptakan banyaknya titik ilegalitas yang terjadi di dunia. Titik ilegalitas
ini merupakan perdagangan manusia dengan paksaan untuk bekerja sesuai dengan
kemauan pelaku yang memperkerjakan mereka.
Perdagangan manusia yang terjadi di
Indonesia dan Thailand dapat menunggakan pendekatan teori kritis. Teori kritis
yang dicetuskan oleh Kant dan Hegel yang bertujuan untuk memahami dominasi dan
membuka kesempatan masyarakat untuk melakukan perlawanan dan pembebasan
(Suyanto, 2012:20). Teori kritis yang berorientasi terhadap Marxist memiliki
asumsi tentang perubahan sosial dan hakikat manusia dimana untuk bebas dari
belenggu hitam, kesadaran manusia harus ditingkatkan sehingga dapat mengatasi
kondisi sosial yang dialaminya karena manusia memiliki kebebasan eksistensial
yang mendasar. Adapun dua pendekatan pada terhadap teori kritis yang ditulis
oleh Robert Cox pada tahun 1981, yaitu pendekatan pemecahan masalah (problem-solving) dan pendekatan kritis.
Pendekatan pemecahan masalah lebih cenderung memfokuskan pada solusi yang
diperoleh melauli pemisahan subjek dengan objek sehingga menghasilkan solusi
yang objektif, sedangkan pendakatan kritis lebih cenderung fokus pada solusi
yang diperoleh melalui konsolidasi subjek dan objek karena dalam pendekatan ini
tidak ada solusi yang benar-benar objektif dan bebas dari nila subjektif
(Portal HI, 2012).
Maraknya dan meningkatknya
perdagangan manusia di Indonesia dan Thailand membuat masing-masing pemerintah
membuat beberap kebijakan menyangkut dengan permasalahan ini. Kebijakan
pemerintah yang merupakan kebijakan publik yang memiliki tujuan untuk
menurunkan dan bahkan menghindari terjadinya perdagangan manusia. Menurut
Thomas R. Dye (1972), kebijakan publik adalah apa yang dilakukan oleh
pemerintah dan apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah (Anderson, 2011:7).
Pemerintah Indonesia dan Thailand dalam hal ini serius untuk menanggulangi
adanya perdagangan manusia di wilayahnya, sehingga adanya berbagai kebijakan
mengenai perdagangan manusia sangatlah diperlukan untuk mentutaskan berbagai
macam permasalahan perdagangan manusia di kedua negara tersebut.
Dari skema analisa di atas dapat
terlihat bahwa Indonesia dan Thailand merupakan 2 negara yang berlokasi di Asia
Tenggara. Kedua negara ini berimplikasi terhadap adanya globalisasi yang tidak
dapat dihindari kehadirannya. Adanya globalisasi yang terdapat di Indonesia dan
Thailand, memberikan dampak buruk yaitu berupa meningkatnya perdagangan manusia
di kedua negara tersebut. meningkatnya perdagangan manusia di Indonesia dan
Thailand membuat masing-masing pemerintah di kedua negara tersebut menegakkan
setiap kebijakannya yang masih berlaku tetapi sayangnya kebijakan itu belum
teralisasikan dengan baik. Sehingga dalam essay penelitian ini akan lebih
melihat mengapa kebijakan-kebijakan pemerintah di kedua negara selama ini belum
secara maksimal direalisasikan di kehidupan nyata dan melihat adanya kerjasama
yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta.
Metedologi yang dipakai pada essay
penelitian ini adalah assumption dealing
with diffrences in similiar case
Perdagangan Manusia
METHODS
|
THE METHODS OF DIFERENCE
|
THE METHODS OF AGREEMENT
|
Most
Similar System
Research
Design
|
Assumption
dealing with differences in Similar Cases
|
Assumption
dealing with the similarities in Similar Cases
|
Most
Different System
Research
Design
|
Assumption
dealing with differences in
Different Cases
|
Assumption
dealing with similarities in
Different Cases
|
Hipotesa
Globalisasi yang tidak dapat
dihindari oleh semua negara memiliki dampak yang negatif. Perdagangan manusia
di Indonesia dan Thailand adalah dua contoh negara yang terkena dampak negatif
dari globalisasi. Peran pemerintah dalam memberantas perdagangan manusia di
Indonesia dan Thailand sangat diperlukan. Berbagai macam kebijakan dan regulasi
harus ditegakkan untuk meminimalkan dan bahkan memberantas adanya perdagangan
manusia. Tetapi jika dilihat kebijakan dan regulasi yang dicanangkan pemerintah
hanya sekedar kebijakan saja. Pemerintah masih belum bisa merealisasikan
kebijakan yang telah ada secara maksimal karena masih saja ditemukan berbagai
macam kasus mengenai perdagangan manusia di kedua negara tersebut, oleh karena
itu pemerintah membutuhkan bantuan dorongan dan kejasama dengan pihak swasta.
Indonesia dan Thailand
Indonesia dengan sistem pemerintahan
presindensial dan mengusung demokrasi adalah negara yang paling demokratis bila
dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Indonesia yang
merupakan negara dengan populasi terbesar nomor 4 dunia memiliki berbagai macam
pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh masyarakatnya. Jumlah provinsi di
Indonesia berjumlah 33 propinsi dimana berbagai macam budaya yang beraneka
ragam ada di Indonesia. Tingkat GDP di Indonesia pada tahun 2011 meningkat
sekitar 6.5% (BPS, 2012). Peningkatan GDP ini tidak berarti seluruh masyarakat
Indonesia telah sejahtera. Kemiskinan dan minimnya pendidikan masih merajalela
di Indonesia sehingga masyarakat Indonesia masih belum bisa bersaing pada level
internasional. Adanya keterbatasan ekonomi dan pendidikan merupakan faktor yang
mendorong terjadinya perdagangan manusia di Indonesia. Adanya dampak globalisasi
terhadap Indonesia yang membuat beberapa masyarakat Indonesia menjadi korban
perdagangan manusia, seperti menjadi TKI, buruh dan Pekerja Seks Komersial
terutama bagi wanita dan anak-anak.
Sedangkan Thailand adalah negara
kerajaan yang dipimpin oleh Raja dan kepala pemerintahannya dipimpin oleh
Perdana Menteri merupakan negara yang ekonominya bertopang pada industri
pariwisata dan pertanian. Tingkat kemiskinan dan pendidikan yang rendah di
Thailand relatif hampir sama. GDP Thailand hanya meningkat 0.1% dari tahun
sebelumnya (Global Finance, 2012). Kondisi ekonomi masyarakat Thailand yang
berjumlah sekitar 70 juta jiwa kebanyakan bermata pencaharian pada sektor
pariwisata dan pertanian. Berbagai macam jasa yang ditawarkan di Thailand yang
memberikan peningkatan terhadap ekonomi negaranya. Hal ini yang menyebabkan
maraknya perdagangan manusia di Thailand, terutama pada industri prostitusi
ataupun sex tourism. Dampak
globalisasi dari banyaknya permintaan terhadap peningkatan industri di Thailand
ini lah yang menyebabkan adanya peningkatan perdagangan manusia di Thailand.
Perdagangan Manusia di Indonesia
Negara demokratis seperti Indonesia
memberikan kebebasan terhadap warga negaranya untuk berekspresi. Keadaan ini
yang memberikan pengaruh masuknya globalisasi di Indonesia. Indonesia merupakan
negara yang menjadi negara tujuan, negara pengirim ataupun mejadi negara
transit dalam kegiatan perdagangan manusia terutama wanita dan anak-anak yang
dipaksa untuk bekerja dan dipaksa untuk terjun ke dunia perdagangan seks
(Humantrafficking, 2012).
Meningkatnya praktek perdagangan
manusia di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Banyak para peniliti
melihat bahwa perdagangan manusia disebabkan karena kondisi korban yang miskin
dan minim pendidikan tetapi sesunnguhnya bukan hanya faktor kemiskinan saja
yang menyebabkan perdagangan manusia, melainkan kurangnya perhatian dari orang
tua, beberapa kepercayaan yang tradisional yang masih dianggap benar, kehidupan
urban yang konsumtif dan berbagai bentuk eksploitasi anak (Suyanto, 2012:46).
Penawaran-penawaran yang menggiurkan, seperti upah yang tinggi dan hidup terjamin
yang ditawarkan oleh pelaku membuat korban tertarik untuk melakukan perkejaan
yang ditawarkan pelaku perdagangan manusia. Karena keluguan dan kondisi yang
mendesak, banyak dari korban perdagangan manusia yang menyetujui dengan
penawaran yang dilakukan.
Dalam tiga tahun terakhir, PBB
memasukan Indonesia dalam daftar hitam sebagai negara yang tidak melakukan
tidakan untuk menghapus perdagangan manusia. Data kehakiman AS menunjukan bahwa
Indonesia merupakan pemasok perdagangan manusia yaitu perempuan dan anak-anak
di bawah umur dengan tujuan prostitusi dan eksploitasi seksual dengan tujuan ke
beberapa negara seperti Hongkong, Singapura, Thailand, Malaysia, Brunai
Darusaalam, Teluk Persia, Australia, Korea Selatan, dan Jepang (Al Muggofary).
Selain itu terdapat data yang diteliti oleh IOM (International Organization for Migration) dan NGO anti-trafficking memperkirakan sekitar 3 – 4,5 juta tenaga kerja Indonesia menjadi
korban perdagangan manusia. IOM dan pemerintah Indonesia juga melakukan identifikasi
kepada 3.840 korban trafficking dan 90% diantaranya adalah perempuan yang sebanyak
56% dieksploitasi sebagai pekerja rumah tangga (Berita Unpad, 2012).
Selain data
perdagangan manusia di Indonesia yang telah disebutkan, data dari humantrafficking.org
(2011) yang melihat dari U.S
Department of State Traffickin in Persons Report,
menyebutkan bahwa Indonesia sebagai sumber utama tujuan perdagangan manusia,
dengan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berjumlah 6,5juta-9juta jiwa di
seluruh dunia, dan diperkirakan 43% sampai 50% merupakan Tenaga Kerja ilegal
dan merupakan korban dari perdagangan manusia, daerah yang paling signifikan
menyumbangkan pekerja-pekerja ini umumnya berada di daerah Jawa, Kalimantan
Barat, Lampung, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan, yang bertujuan ke
negara-negara-negara di Timur Tengah serta perdagangan manusia juga terdapat di
dalam negeri yang mencari korban penduduk desa yang ingin bekerja di Kota dan
menjadi korba perdagangan manusia.
Dalam data tersebut, Indonesia
diposisikan dalam kelompok Tier 2 yaitu negara yang masih belum bisa
memaksimalkan menurunkan atau menangani kasus perdagangan manusia di negaranya
yang sesuai standar minimum. Keadaan di Indonesia yang terlihat masih adanya praktek
perdagangan manusia yang dari tahun ke tahun semakin meningkat atau relatif
stabil dapat dilihat pada grafik
Grafik 1.0 Indonesia Tier Ranking by Year
Sumber: Humantrafficking.org
Grafik tingkat Tier di Indonesia
memperlihatkan pada tahun 2004, Indonesia masih menempati Tier 2 dan menurung
ke Tier 2 watch to list pada tahun
2006 dimana tingkatan ini merupakan rambu peringatan yang akan menuju Tier 3.
Berbagai
macam upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi permasalahan perdagangan
manusia di Indonesia. Seperti adanya UU yang mengatur tentang perdagangan
manusia yaitu UU No 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak
pidana perdagangan orang sebagai berikut: “tindakan pengerekrutan,
pengangkutan, penampungan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang, atau memberi
bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuandari orang yang memegang
kendali atas orang lain tersesbut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun
antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi”
(Mariana, 2012:2).
Pada tahun 2011 lalu, Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar meluncurkan
proyek “Empower”. Proyek Empower ini merupakan proyek untuk mencegah dan
menangani maraknya korban perdagangan manusia di Indonesia. Proyek ini bukan
hanya pemerintah saja yang menjalankan, melainkan adanya kerjasama dengan WHO,
IOM, dan UNFPA (Antara Sumbar, 2011). Proyek ini didanai oleh United Nations Trust Fund for Human Security
(UNTFHS) dan lebih berfokuskan pada tiga provinsi yakni Jawa Barat, Kalimanta
Barat dan Nusa Tenggara Barat sebagai wilayah tujuan utama dan transitnya praktek
perdagangan manusia di Indonesia.
Kebijakan dan proyek yang telah
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menanggulangi perdagangan manusia
masih kecil kontribusinya. Meskipun berbagai macam kebijakan dan upaya untuk
memberantas perdagangan manusia di Indonesia, tetapi tingkat jumlah korban
perdagangan manusia di Indonesia masih belum berkurang, sehingga dalam hal ini
sangat sulit sekali untuk menanggulangi permasalahan ini bila tidak ada
kerjasama antara pemerintah dan terutama pihak publik yang menjadi korban atau
calon korban.
Perdagangan Manusia di Thailand
Thailand
yang merupakan negara kerajaan dan dipimpin oleh Perdana Menteri merupakan
negara yang ekonominya meningkat kurun tahun belakangan ini. Meningkatnya
perekonomian Thailand dapat dilihat dari perkembangan sektor industri pariwisatanya
yang merupakan industri utama di Thailand. Selain industri pariwisata, Thailand
juga maju akan industri pertaniannya dan industri perikanan. Peningkatan ketiga
industri ini memberikan dampak yang negatif karena menimbulkan adanya perdangan
manusia yang disuruh kerja paksa dengan menjadi buruh paksa dan pekerja seks
komersial dalam sex tourism di
Thailand.
Sama seperti
halnya dengan Indonesia, Thailand juga merupakan negara sumber terjadinya
perdangan manusia yang menjadi tujuan utama dan negara transit dalam praktek perdagangan
manusia (Humantrafficking, 2012). Tingkat peningkatan ekonomi Thailand yang
ditopang oleh industri pariwisata ternyata juga didukung oleh tempat-tempat
hiburan untuk para turis. Pada tempat hiburan inilah banyak wanita, laki-laki
dan anak-anak menjadi korba perdagangan manusia. Sex tourism yang ditawarkan
oleh pariwisata Thailand setidaknya menyumbang besar pada devisa negara yang
masuk, yaitu sekitar 4.01% (Berita Satu, 2012).
Banyaknya
perdagangan manusia di Thailand yang dijadikan sebagai buruh paksa dan
prostitusi, bukan hanya warga Thailand saja melainkan negara tetangga Thailand
seperti Laos, Myanmar dan Kamboja. Menurut data yang disampaikan oleh U.S Department of State Traffickin
in Persons Report melalui humantrafficking.org (2012),
setidaknya ada 23.000 orang Kamboja, 50 sampai 100 group orang Laos per
tahunnya yang dideportasi dari Thailand karena merupakan korban dari
perdagangan manusia. Dari jumlah para pekerja migrant yang berasal dari Kamboja, Laos dan Myanmar, 57%
diantaranya bekerja sebagai buruh paksa pada industri perikanan Thailand.
Pada datan yang disampaikan oleh
humantraffickin.org, Thailand dalam permasalahan perdagangan manusia
diposisikan pada Tier 2 Watch to List,
dimana ini adalah rambu peringatan pemerintah Thailand yang masih belum bisa
menanggulangi adanya permasalsahan perdagangan manusia sesuai dengan
standarisasi internasional. Peningkatan praktek perdagangan manusia di Thailand
dapat dilihat pada grafik berikut
1.1 Thailand Tier
Ranking by Year
Sumber: Humantraffickin.org
Peningkatan praktek perdagangan
manusia di Thailand meningkat semenjak tahun 2009-2011. Thailand yang pada
tahun 2005-2009 masih berada pada Tier 2, sekarang menurun menjadi pada posisi
Tier 2WL.
Berbagai
kebijakan pemerintah Thailand telah dicanangkan untuk menanggulangi perdagangan
manusia yang semakin meningkat. Meskipun pemerintah Thailand melegalkan adanya
tempat lokalisasi dan mendukung adanya sex
tourism tetapi ada beberapa ketentuan untuk menjalani hal ini. Pemerintah
Thailand untuk menanggulangi dan mencegah perdagangan manusia bekerja sama
dengan NGO anti-trafficking dan
organisasi internasional. Ministry of Social
Development and Human Security di
Thailand memiliki program Baan Kredtrakan
yaitu pusat training untuk para
korban perdagangan manusia yang akan diberikan keahlian dalam meningkatkan jasa
pelayanan, seperti pelayanan pada restauran, medical care, dan juga pendidikan. Para anggota yang mengikuti
program ini diambil dari korban yang bekerja sebagai prostitusi, korban
perdagangan manusia dan korban yang memiliki masalah dalam kehidupan sosial. Baan Kredtrakan bukan hanya diperuntukan
orang Thailand tetapi juga diperuntukan orang yang non-Thailand (Puukdetanakul,
2007:89). Dalam hal ini, Baan Kredtakan
diharap mampu mengurangi kegiatan praktek perdangan manusia di Thailand.
Kebijakan
pemerintah Thailand dalam menanggulangi perdagangan manusia dapat dikatakan
cukup baik. Melihat adanya kebijakan-kebijakan yang telah diciptakan pemerintah
Thailanda sangat disayangkan belum begitu maksimal dalam menangulangi
permasalahan ini. Perdagangan manusia yang ada di Thailand masih menjadi pusat
perhatian dunia karena tingkat rating-nya
yang masih belum menurun.
Simpulan
Globalisasi
yang semakin mendunia dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di setiap negara
tidak hanya berdampak positif, melainkan berdampak negatif juga. Permintaan
produksi dan jasa yang meningkat memberikan dampak adanya perdagangan manusia
lintas negara. Perdagangan lintas negara yang dilakukan dapat berupa buruh
paksa, pekerja seks komersial, pembantu rumah tangga dsb. Perdagangan manusia
ini banyak dijumpai di negara-negara yang masih berkembang. Indonesia dan
Thailand merupakan 2 negara yang tingkat perdagangan manusianya masih tinggi.
Hal ini dikarenakan masih tingkat ekonomi dan pendidikan yang masih minim yang
menyebabkan sebagian orang tergiur akan pekerjaan yang mudah yang ditawarkan.
Meningkatnya
perdagangan manusia di Indonesia dan Thailand tidak dipungkiri lagi karena adanya
dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi. Perdagangan manusia ini memberikan
perhatian terhadap kedua pemerintah. Pemerintah Indonesia dengan kebijakannya
yang bernama “Empower” merupakan upaya dalam menanggulangi korban perdagangan
manusia di Indonesia, yang mana proyek ini dapat dikatakan sangat menguntungkan
dan membantu korban perdagangan manusia di Indonesia.
Pemerintah
Thailand memiliki kebijakan yang bernama Baan
Kredatakan dimana kebijakan ini lebih mengutamakan keahlian para korban
perdagangan manusia untuk terlepas dari
belenggu perdagangan manusia dengan melaksanakan progam-progam seperti
meningkatkan kualitas dan memberikan keahlian bagi para korban.
Kebijakan
pemerintah Indonesia dan Thailand dalam menanggulangi permasalahan perdagangan
manusia di kedua negara sudah cukup baik. Tetapi kebijakan tersebut belum
terealisasikan dengan baik sesuai dengan tujuannya. Hal ini dapat dilihat dari
masih meningkatnya tingkat perdagangan manusia di Indonesia dan Thailand.
Daftar Pustaka
Adang Daradjatun,
‘Kesiapan Masyarakat (Wisudawan) Indonesia Dalam Menghadapi Globalisasi”, Jurnal Kajian Ilmiah Lembaga Penelitian Ubhara Jaya, Vol. 9 No. 2 Tahun 2008.
Al
Muggofary , Ibnu Tulaiji Ahmad. Kebijakan Kriminal Terhadap Upaya
Penanggulangan Pidana Perdagangan
Manusia Dalam konteks Kejahatan di Bidang Ekonomi. Available
at http://fhunmul.ac.id/ accessed
January 25, 2013.
Anderson, James E.
(2011). Public Policymaking. Boston:
Wadsworth.
Baalam, David N dan Brafford Dilman. (2010). Introduction to International Political Economy (5th ed). London: Longman.
Currant, D.J.,
and Renzetti, C. M., (2001). Theories of
Crime (2nd ed). Boston : Allyn and
Bacon.
Deliarnov. (2006).
Ekonomi Politik. Jakarta: Airlangga.
IOM dan ASEAN. (2007). ASEAN and Trafficking in Person: Using Data
as Tool to Combat Trafficking in
Persons. Geneva: International Organization for Migration.
Kontribusi Teori Kritis
dalam HI. 2012. Available at www.portal-hi.net
accessed january 24, 2013.
Mariana, Dede. NGO, Politik dan Human Trafficking. Disampaikan
dalam Simposium Internasional
“Combating Human Trafficking”, FIKOM Upad-Monash University, Jatinangor,
25-26 September 2012.
Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia: Pertumbuhan PDB Tahun 2011 Mencapai 6,5 Persen. (2012). Available at http://www.bps.go.id
accessed January 24, 2013.
Prof. Denny Indrayana, “Upaya Memerangi Perdagangan
Manusia Harus Libatkan Banyak Pihak”.
(2012). Available at http://www.unpad.ac.id
accessed January 25, 2013.
Proyek “Empower” Untuk
Pencegahan Perdagangan Orang diluncurkan. (2011). Available at http://www.antarasumbar.com
accessed January 25, 2013.
Suhardin, “Tinjauan
Yuridis Mengenai Perdagangan Orang”, Mimbar
Hukum Universitas Gadjah Mada, Vol. 20 No. 3,
Oktober 2008.
Suyanto, Bagong. (2012). Anak Perempuan yang Dilacurkan.
Jogjakarta: Graha Ilmu.
Thailand Country Report. (2012). Available at http://www.gfmag.com accessed January 24, 2013.
Wisata Seks di Thailand, Sumbangan Besar
Devisa Negara. (2012). Available at
http://www.beritasatu.com
accessed January 25, 2013.
Yusnarida Eka Nizmi,
“Analisa Routine Activity Theory Dalam Perdagangan Seks Di Thailand, China dan Vietnam”, Vol. 6 No.
1, April 2001
Zulkarnaen, Sander Diki. (2012). “Waspada Bahaya Perdagangan Orang (Trafficking) dan Penyelundupan Manusia (Smuggling)” available at http://www.kpai.go.id accessed January 24, 2013.
2011 U.S Department of State Traffickin in Persons Report. (2011). Available at http://www.humantrafficking.org accessed January 24, 2013.
Oleh: Sendy Arum Mariyana
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada aki sUkrO yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama aki sUkrO dan dengan senang hati aki sUkrO mau membantu saya..,ALHAMDULIL LAH nomor yang dikasi aki sUkrO semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungiya jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi aki sUkrO DI =0823 2289 8427= ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinya dan perlu anda ketahui kalau banyak dukun yang tercantum dalam internet,itu jangan dipercaya kalau bukan nama aki sUkrO
BalasHapusapakah anda termasuk yang tercantung di bawah ini.?
1. Di Lilit Hutang
2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togei
4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasiikan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…!!!
Anda sudah berada Di blog yang sangat tepat anda bisa rubah nasib disini dengan angka riutal 2D=3D=4D
Kami akan membantu anda semua dengan Angka 2D 3D atau 4D hAsil Ritual Kami
Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja 300rb Dengan
cara kirim pulsa 300 ribu di no:0823 2289 8427
kami hanya membantu anda semua dengan Angka ritual Kami..Kami dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual aki sUkrO 2D,3D,4D di jamin Tembus 100% terimakasih.
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada aki sUkrO yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama aki sUkrO dan dengan senang hati aki sUkrO mau membantu saya..,ALHAMDULIL LAH nomor yang dikasi aki sUkrO semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungiya jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi aki sUkrO DI =0823 2289 8427= ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinya dan perlu anda ketahui kalau banyak dukun yang tercantum dalam internet,itu jangan dipercaya kalau bukan nama aki sUkrO
BalasHapusapakah anda termasuk yang tercantung di bawah ini.?
1. Di Lilit Hutang
2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togei
4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasiikan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…!!!
Anda sudah berada Di blog yang sangat tepat anda bisa rubah nasib disini dengan angka riutal 2D=3D=4D
Kami akan membantu anda semua dengan Angka 2D 3D atau 4D hAsil Ritual Kami
Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja 300rb Dengan
cara kirim pulsa 300 ribu di no:0823 2289 8427
kami hanya membantu anda semua dengan Angka ritual Kami..Kami dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…Kami bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!!
Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual aki sUkrO 2D,3D,4D di jamin Tembus 100% terimakasih.