Halaman

Senin, 10 Juni 2013

Industri dari Korea merajalela di Indonesia

Role Play 1
Role Play: Pembatasan Industri Korea di Indonesia
Globalisasi merupakan salah satu fenomena yang telah merebah dan mengubah peradaban negara-negara di dunia dengan proses pergerakkan yang sangat cepat. Secara garis besar Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Di era modern sekarang, globalisasi menjadi perbincangan hangat diberbagai sektor baik ekonomi, politik, sosial budaya, dan lain-lain. Banyak dampak yang terjadi semenjak globalisasi hadir. Tidak bisa kita pungkiri bahwa globalisasi merupakan peranan penting dalam kehidupan manusia.
Globalisasi hadir dengan banyak manfaat namun ada pula sisi negative dari hadirnya globalisasi ini yakni, dengan masuknya berbagai macam bentuk globalisasi mengakibatkan dunia ini menjadi tak terkendali karena hanya mengandalkan hasil-hasil dari globalisasi (terlena). Contohnya saja dengan masuknya industry Korea di Indonesia.

Dalam menerima masuknya globalisasi, orang-orang seperti kita terlena oleh trend dengan kemasan yang menarik. Sebut saja trend yang pada abad ini menyeruak di penjuru tanah air, ya Korea Pop atau yang biasa dikenal Kpop telah menjadi Headline banyak majalah serta pertelevisian Indonesia. Masuknya industry Korea di Indonesia telah menyebabkan Indonesia berubah menjadi sosok kembarannya Korea. Apa saja yang berbau Korea dengan mudahnya kita temui di Indonesia.

Merebahnya industry Korea di Indonesia bukan tanpa Pro dan Kontra. Tidak banyak anak-anak Indonesia yang memiliki keinginan untuk mempelajari kebudayaan Indonesia, yang ada adalah berbondong-bondongnya peniruan gaya-gaya idola dalam Kpop. Ini menjadikan adanya penurunan Identitas bangsa, ini sama saja semacam menguasai negara lain dengan cara halus (soft power), dan seharusnya tidak terjadi.
Kumpulan mahasiswa Ilmu Politik Universitas Bakrie mengamati fenomena di negeri ini. Kasus menyeruaknya Industri Korea di Indonesia bagi mahasiswa/i tingkat 3 ini merupakan hal yang harus dikupas dan tentunya ditelaah. Mereka merangkumnya dalam sebuah program Role Play.
Role Play adalah sebuah program yang rutin dilakukan mahasiswa/i Ilmu Politik Universitas Bakrie setiap dua (2) pekan sekali. Aturan main dalam program ini sangat unik, para mahasiswa/i menyelesaikan kasus-kasus yang ada di Indonesia dengan memainkan peran-peran yang terlibat dalam kasus tersebut.
Kali ini Role Play yang dimainkan adalah tidak jauh dari pembicaraan yang sebelumnya kita bahas yaitu mengenai Industri Korea yang masuk ke Indonesia. Judul besar yang diambil adalah “Pembatasan Industri Korea di Indonesia”.
Para mahasiswa/i yang terlibat peran di Role Play ini terlihat antusias memainkan perannya. Ada yang jadi Pemerintahan Indonesia, Industri Korea, Budayawan Indonesia, dan masyarakat Indonesia yang pro dan kontra.
Lihat cuplikan pembicaraannya yukkk !!!!
Budayawan Indonesia: “Masuknya Industri Korea di Indonesia menjadikan penurunan Identitas anak-anak bangsa. Sedikit dari mereka yang punya keinginan belajar budaya Indonesia. Ini perlu dibenahi. Usaha untuk memperbaiki indentitas ini tidak akan berjalan jika tidak ada peran dari pemerintah seperti pembatasan Industri Korea di Indonesia”, ujarnya.
Masyarakat Indonesia yang pro: “Secara interen itu permasalahannya di pendidikan anak-anak Indonesia, masalah masuknya Industri Korea hanyalah siklus. Korea banyak digemari di Indonesia”, dengan tenang meyakinkan si kontra (Budayawan Indonesia).
Industri Korea: “Industri Korea mempertanyakan, di Indonesia banyak bertebaran budaya barat bahkan tidak sedikit yang mengadopsi dari HollywoodBollywood, dan lain-lain. Tetapi kenapa hanya Korea yang di kritik dan dipermasalahkan?. Itu kan masalah pendidikan anak-anak Indonesia saja.” Ujar dengan antusias dan penuh semangat membara.
Masyarakat Indonesia yang kontra: “Klo menurut saya sah-sah aja industri Korea menyeruak di Indonesia namanya juga di jaman globalisasi. Untuk keluar masuknya budaya-budaya asing itu sangat mudah. Tapi efek dari itu ada sisi negatifnya seperti kini di Indonesia banyak hadirnya peniru-peniru yang menirukan gaya-gaya khas Korea, anak muda yang suka niru lebih banyak dari pada yang kreatif dan inovatifnya, itu yang jadi ancaman”.
Pemerintah Indonesia; “Masuknya industri Korea di Indonesia memang dinilai positif seperti musik-musik Korea menghidupkan musik Indonesia serta dari segi penjualan lagu mendatangkan tambahan pendapatan negara. Tetapi di Indonesia sendiri tersebarnya industri Korea di tanah air menenggelamkan kebudayaan yang Indonesia miliki. Jika mengidolakan jangan terlalu berlebihan”. Tutur bijak pemerintahan yang terlibat.
Di atas hanyalah cuplikan kecil dari program Role Playnya Ilmu Politik Universitas Bakrie. Seruuuuuuu bukannnnnnn?
Pada dasarnya sah-sah saja kalau industri Korea masuk ke Indonesia karena banyak sisi positif yang Ibu Industri Korea terangkan dalam role play ini seperti, masuknya industri Korea menciptakan banyak lapangan kerja di Indonesia. Anak-anak muda Indonesia yang gemar apa saja yang berbau Korea membuka usaha online barang-barang Korea. Kita ambil contoh kalungnya Dream High, atau kaos-kaos ala Super Junior, sepatu khasnya SNSD, dan lain-lain. Selain dari segi menciptakan lapangan kerja, pengaruh yang disebabkan industri Korea menyeruak adalah penguasaan bahasa Korea yang marak di Indonesia. Anak-anak muda sekarang dengan fasihnya berbincang-bincang dengan bahasa Korea, tentu ini efek positif karena memperluas bahasa asing di dalam negeri.
Apapun hal, ada sisi positif ada pula negativ. Kita tidak bisa menyalahi masuknya industri Korea. Seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia mengintropeksi diri dan bercermin Mengapa Korea begitu menarik.
Budayawan dalam role play kali ini menyatakan apresiasi kepada semua budayawan negara-negara luar, karena yang namanya seniman itu sifatnya bebas. Masyarakat Indonesia yang masih Irasional dan belum well educated belum bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk ketika industri Korea masuk.
Oleh sebab itu dibutuhkan peran aktif pemerintah. Pemerintah harus lebih gencar lagi membatasi industri Korea di Indonesia seperti band-band Korea, hadirnya Lotte Mart dan lain-lain. Lebih menghadirkan kebudayaan Indonesia seperti kolaborasi musik tradisional dan luar. Adapun salah satu alternatif yang dilontarkan budayawan Indonesia adalah dengan menggandeng public figure Indonesia untuk mengkampanyekan kebudayaan Indonesia. Telah kita ketahui bahwa public figure patokan trend anak-anak muda jaman sekarang.
Kita sebagai generasi penerus tidak hanya menunggu peran aktif pemerintah untuk kasus yang dialami anak-anak muda kita, tetapi ini juga salah satu tugas kita yang sadar akan pengaruh negatif globalisasi. Maka dari itu kita serukan bagaimana soft power itu menguasai kita, bangsa Indonesia, agar kita tidak terjebak sama soft power itu sendiri. (Indras)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar